Polemik Kepemimpinan Dinas Pendidikan Sambas: Bapak Seno Lebih Unggul Dibanding Bapak Arsyad?..... -->

Iklan Semua Halaman

Polemik Kepemimpinan Dinas Pendidikan Sambas: Bapak Seno Lebih Unggul Dibanding Bapak Arsyad?.....

Kabar Investigasi
Selasa, 21 Januari 2025

 



Sambas – Pergantian Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas memunculkan sorotan tajam dari berbagai kalangan. Dari satu sisi, kepemimpinan Bapak Seno yang sudah berakhir dianggap lebih sukses dan harmonis, sementara masa jabatan Bapak Arsyad justru diwarnai berbagai kontroversi dan ketegangan internal. 21 januari 2025.


Di bawah kendali Bapak Seno, Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas mengalami stabilitas yang signifikan. Visi dan misi yang dibawa oleh Bapak Seno tidak hanya jelas, tetapi juga dapat mengakomodasi kepentingan berbagai pihak. Beliau berhasil menjaga komunikasi terbuka dengan sekolah-sekolah, masyarakat, dan lembaga lainnya. Tidak ada gejolak atau konflik yang mencuat selama masa jabatannya, yang justru menjadi sorotan bagi banyak pihak.


Namun, situasi berubah drastis ketika Bapak Arsyad mengambil alih posisi tersebut. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah kebijakan dinilai kurang efektif, bahkan sering kali terkesan kontroversial. Kebijakan yang cenderung terpusat di tangan dinas dan minimnya dialog dengan pihak-pihak terkait menjadi titik lemah yang memunculkan ketegangan. Proyek pendidikan yang seharusnya mendukung kemajuan malah menimbulkan kebingungan di tingkat implementasi.


Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWRI) Kabupaten Sambas, Samsul, menilai bahwa kepemimpinan Bapak Seno lebih stabil dan mampu menjaga keharmonisan di lingkungan pendidikan. "Di masa kepemimpinan Bapak Seno, kami tidak pernah mendengar adanya konflik besar yang melibatkan Dinas Pendidikan. Semua kebijakan yang diambil selalu melibatkan banyak pihak, sehingga tidak menimbulkan ketegangan. Tetapi saat Bapak Arsyad memimpin, kebijakan-kebijakan yang terkesan sepihak justru memicu banyak masalah," ujar Samsul.


Menurut Samsul, banyak pihak, termasuk para pendidik dan masyarakat, merasakan adanya kesenjangan antara kebijakan yang dijalankan dengan kondisi di lapangan. "Keputusan-keputusan yang cepat dan tanpa pertimbangan matang cenderung mengabaikan kebutuhan dasar pendidikan di daerah ini. Hal ini mempengaruhi iklim pendidikan yang seharusnya kondusif," tambahnya.


Bagi sebagian besar masyarakat Sambas, keberhasilan Bapak Seno dalam menjaga stabilitas dan meminimalisir konflik di lingkungan pendidikan jauh lebih dihargai dibandingkan dengan kebijakan Bapak Arsyad yang justru menambah ketegangan. Akankah kepemimpinan Bapak Arsyad mampu memperbaiki situasi, atau justru akan menjadi momentum untuk merombak total arah kebijakan pendidikan di Kabupaten Sambas? Waktu yang akan menjawab. 


 Rep : Salsabilla Fatha.