MOKI, Sumenep - Tari Topeng atau yang juga dikenal dengan Seni topeng merupakan bentuk kesenian teater rakyat tradisional yang paling kompleks dan utuh. Hal tersebut disebabkan dalam kesenian topeng mengandung unsur cerita, unsur tari, unsur musik, unsur pedalangan dan unsur kerajinan.
Sehingga bentuk kesenian ini, dianggap paling pas untuk digunakan sebagai media dakwah dengan tanpa menghilangkan unsur hiburannya yang kental dengan aroma kerakyatan. Khusus di Kabupaten Sumenep, Madura, seni topeng yang dikenal dengan Topeng Dalang Madura ada 2 versi, yaitu versi Salopeng dan versi Kalianget.
Menurut sejarah, awal masuknya Topeng Dalang ke keraton dibawa ke Madura oleh Adipati Wiraraja, seorang pangeran dari kerajaan Hindu Singasari di Jawa Timur, dikirim ke Sumenep oleh Raja Kertanegara sekitar tahun 1270. Pada masa Adipati Wiraraja, kehidupan keraton di wilayah Madura tidak selalu stabil.
Tampuk kekuasaan kaum bangsawan silih berganti, bahkan keraton merekapun jatuh bangun. Dengan runtuhnya keraton dari segi politik maupun ekonomi, seni keraton Madura yang dipengaruhi kebudayaan Jawa itu punah dengan sendirinya pada awal abad ke-20.
Rupanya situasi seperti itu tidak terlalu menguntungkan bagi kehidupan Pertunjukan Topeng Dalang, sebagai Pertunjukan milik kaum bangsawan, yang asing dikalangan rakyat. Namun dengan berkurangnya pengaruh kaum bangsawan yang sebagian pemain Topeng Dalang berasal dari keraton, mereka dapat kembali ke lingkungan rakyat dan mengembangkannya di masyarakat umum.
Kemudia menurut Soetrisno (1981-1982: 24-29, 61; dalam Bouvier, 2002: 112) yang menitikberatkan peran bahasa pada seni topeng dalang Madura: di keraton, yang digunakan adalah dialek Jawa Timur, sedangkan di desa yang digunakan adalah bahasa Madura.
Rudi (40) tokoh pemuda asal Kalianget menerangkan, Tari Topeng Dalang ini sekarang kerap tampil untuk menyambut para tamu yang datang.
"Bukan itu saja jika ada festival yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Sumenep Tari Topeng Dalang menjadi salah satu suguhan kepada para penonton utamanya masyarakat Sumenep sendiri," katanya. Selasa (5/5/2020)
Besar harapan kami agar budaya Tari Topeng Dalang Sumenep ini bisa tetap lestari sampai kapan pun. Terpenting lagi generasi milenial Madura kenal dan tahu tentang Tari Topeng Dalang.
"Mari kita jaga dan lestarikan Tari topeng yang sudah lama ada di Sumenep ini," pintanya.(Sr)
Sehingga bentuk kesenian ini, dianggap paling pas untuk digunakan sebagai media dakwah dengan tanpa menghilangkan unsur hiburannya yang kental dengan aroma kerakyatan. Khusus di Kabupaten Sumenep, Madura, seni topeng yang dikenal dengan Topeng Dalang Madura ada 2 versi, yaitu versi Salopeng dan versi Kalianget.
Menurut sejarah, awal masuknya Topeng Dalang ke keraton dibawa ke Madura oleh Adipati Wiraraja, seorang pangeran dari kerajaan Hindu Singasari di Jawa Timur, dikirim ke Sumenep oleh Raja Kertanegara sekitar tahun 1270. Pada masa Adipati Wiraraja, kehidupan keraton di wilayah Madura tidak selalu stabil.
Tampuk kekuasaan kaum bangsawan silih berganti, bahkan keraton merekapun jatuh bangun. Dengan runtuhnya keraton dari segi politik maupun ekonomi, seni keraton Madura yang dipengaruhi kebudayaan Jawa itu punah dengan sendirinya pada awal abad ke-20.
Rupanya situasi seperti itu tidak terlalu menguntungkan bagi kehidupan Pertunjukan Topeng Dalang, sebagai Pertunjukan milik kaum bangsawan, yang asing dikalangan rakyat. Namun dengan berkurangnya pengaruh kaum bangsawan yang sebagian pemain Topeng Dalang berasal dari keraton, mereka dapat kembali ke lingkungan rakyat dan mengembangkannya di masyarakat umum.
Kemudia menurut Soetrisno (1981-1982: 24-29, 61; dalam Bouvier, 2002: 112) yang menitikberatkan peran bahasa pada seni topeng dalang Madura: di keraton, yang digunakan adalah dialek Jawa Timur, sedangkan di desa yang digunakan adalah bahasa Madura.
Rudi (40) tokoh pemuda asal Kalianget menerangkan, Tari Topeng Dalang ini sekarang kerap tampil untuk menyambut para tamu yang datang.
"Bukan itu saja jika ada festival yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Sumenep Tari Topeng Dalang menjadi salah satu suguhan kepada para penonton utamanya masyarakat Sumenep sendiri," katanya. Selasa (5/5/2020)
Besar harapan kami agar budaya Tari Topeng Dalang Sumenep ini bisa tetap lestari sampai kapan pun. Terpenting lagi generasi milenial Madura kenal dan tahu tentang Tari Topeng Dalang.
"Mari kita jaga dan lestarikan Tari topeng yang sudah lama ada di Sumenep ini," pintanya.(Sr)